Bangsa arab pra-Islam maksudnya adalah kehidupan orang-orang yang tinggal di jazirah arab sebelum masa Islam atau sebelum diutusnya Nabi Muhammad ke tengah-tengah bangsa arab. Kata arab mempunyai makna gurun pasir (sakhra), kata ini dinisbatkan kepada kakek mereka yaitu ya’rib. Sehingga kata arab disematkan kepada orang-orang yang tinggal di belahan bumi ini, maka disebutlah jazirah arab. Jazirah arab sendiri dibagi menjadi 5: Tihamah, Hijaz, Yaman, Nejd dan Bahrain. Batas wilayah timur adalah teluk Oman dan teluk arab, sebelah barat teluk Aqabah dan laut merah, sebelah Selatan teluk Aden dan laut arab, sementara di sebelah utara berbatasan dengan Irak dan Syam.
Jazirah arab dianggap memiliki posisi yang strategis, karena menjadi tempat bertemunya tiga benua, yaitu asia, afrika, dan eropa. Selain itu, jazirah arab juga menjadi jalur perlintasan perdagangan dunia. Adapun penduduk bangsa arab secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu arab baidah dan arab baqiyah. Arab baidah adalah mereka yang pernah menghuni wilayah arab, akan tetapi secara garis keturunan mereka sudah terputus, artinya mereka semua telah hilang binasa, yaitu kaum ‘ad, tsamud, dan ashabul aikah. Sementara arab baqiyah adalah bangsa arab yang sampai hari ini masih ada. Mereka terdiri dari dua kelompok, yaitu Adnaniyun dan Qahtaniyun. Bangsa Adnan merupakan keturunan Nabi Ismail bin Ibrahim, rata-rata mereka menempati wilayah jazirah arab bagian Tengah dan utara. Sementara bangsa Qahtan tinggal di wilayah jazirah arab bagian selatan.
Bangsa arab pra-Islam mempunyai kebiasaan
berperang demi memperebutkan wilayah kekuasaan, ataupun demi memperebutkan
harta benda. Sementara sebagian mata pencaharian arab baduy adalah menggembala
kambing. Adapun bangsa arab yang tinggal di kota-kota besarnya, banyak dari
mereka yang menjadi petani dan pedagang, sehingga di jaman di jaman pra-Islam
dikenal beberapa pasar tempat berkumpulnya bangsa arab untuk berjual-beli,
diantaranya adalah pasar Ukaz dekat Thaif.
Satu sisi bangsa arab sangat suka berperang
satu sama lain, tapi disisi lain mereka memiliki sifat-sifat yang sangat mulia,
diantaranya selalu menunaikan Amanah, menjaga hak tetangga, jujur dan
lain-lain. Selain itu, mereka juga memiliki kebiasaan atau adat istiadat yang
buruk, diantaranya suka membalas dendam, mendahulukan jalan peperangan walaupun
tanpa sebab yang jelas, dan melarang perempuan untuk mendapatkan warisan.
Adapun dalam hal kehidupan beragama, mereka selalu menyembah patung, berhala
dan pepohonan. Dan karena kebiasaan mereka inilah dalam menyembah berhala, di
masa itu disebut dengan masa jahiliyah. Diantara nama-nama berhala yang mereka
sembah adalah lata, uza, manat, dan berhala yang dianggap paling besar adalah
Hubal. Praktek penyembahan berhala ini pertama kali dibawa oleh kabilah
khuza’ah Ketika mereka masuk ke kota Mekah, Ketika itu salah seorang pembesar
mereka yang Bernama Amru bin Luhay membawa sebuah patung setelah pulang
berdagang dari Syam. Patung itulah yang diberi nama Hubal, lalu dia pun
menyuruh orang lain untuk menyembahnya. Maka sejak saat itulah mereka mulai
menyimpang dari agama yang hanif, yaitu ajaran yang diwariskan oleh Nabiyullah
Ibrahim dan juga Ismail alaihissalam.
0 comments:
Posting Komentar