Sejarah
Pengertian
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Kata Iqro dalam bahasa Arab berarti قرأ yang berarti baca. Allah SWT memberikan perintah terhadap umatnya untuk membaca, untuk itu menjalankan perintah Allah SWT merupakan keharusan bagi setiap umat muslim di dunia. Adapun perintah Allah SWT salah satunya dengan membaca Al-Qur’an. Metode Iqro ini termasuk metode yang cukup dikenal dikalangan masyarakat, karena metode ini sudah umum digunakan ditengah-tengah masyarakat Indonesia.
Pencetus/ Penemu Metode Iqro’
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Humam yang berdomisili di Yogyakarta (Fatkiyah, 2019). Kitab Iqro’ memiliki enam jilid, ditambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Al-Qur’an.
Bagi kebanyakan umat Islam Indonesia, nama K.H. As’ad Humam sudah tidak asing lagi karena karyanya berupa metode praktis membaca Al-Qur’an serta telah banyak diterapkan di lembaga pendidikan TKA (Taman Kanak-kanak Alqur’an) dan TPA (Taman Pendidikan AlQur’an) di seluruh Indonesia, dan juga Malaysia. Bahkan di Malaysia metode Iqro ditetapkan sebagai kurikulum wajib di sekolah.
Pria yang lahir tahun 1933 yang cacat fisik sejak remaja ini ternyata sebagai penemu Metode Iqro yang menghebohkan banyak kalangan. Banyak para penguji mencoba mengadakan pengujian terhadap keakuratan metode ini. Ternyata karena selain sederhana dengan metode iqro sangat mudah mempelajari Al-Qur’an.
K.H. As’ad Humam yang hanya lulusan kelas 2 Madrasah Mualimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setinggi SMP) ini juga bisa disebut “pahlawan”, yakni pahlawan penjaga kelestarian Al-Qur’an dan pahlawan yang telah membebaskan jutaan anak Indonesia dari buta Al-Qur’an. Berkat hasil karyanya ini jutaan anak muslim Indonesia dengan mudah mempelajari Al-Qur’an.
Sebelum K.H. As’ad Humam meluncurkan metode Iqro’ memang sudah ada metode membaca Al-Qur’an yang dimanfaatkan oleh umat islam Indonesia antara lain dalam metode Juz Amma, methode Al-Banjary, methode Al-Barqy dan banyak metode lainnya. K.H. As’ad Humam dalam menyusun karyanya ini juga berdasarkan metode yang saudah ada sebelumnya. Tetapi begitu metode Iqro muncul, sekitar tahun 1988 langsung mendapat sambutan hangat masyarakat. Sebab metode yang digunakan juga praktis dan membuat anak kecil bisa cepat menbaca Al-Qur’an dengan fasih dan tartil, padahal sebelumnya anak-anak seusia TK umumnya belum bisa membaca Al-Qur’an.
Pada awal Februari tahun 1996 dalam usia 63 tahun sang penemu metode ini K.H. As’ad Humam telah dipanggil Allah SWT, dan menghembuskan nafas terakhirnya di Bulan Suci Ramadhan hari Jum’at(2/2) sekitar Pukul 11:30, dimana sejak 14 Desember tahun 1995 ia telah sakit dan pernah diopname di Rumah sakit Muhammadiyah Yogyakarta sekitar 2 bulan. Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di mesjid Baiturahman Selokraman Kota Gede Yogya tempat ia mengabdi.
Pada saat pelepasan menuju tempat peristirahatan terakhir jenazah bapak 6 anak dan kakek 10 benar-benar dikenang masyarakat luas baik masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Hal ini terbukti pada sambutan Menteri Agama RI yang saat itu Dr. H. Tarmizi Taher yang dibacakan Kakanwil Daerah Istimewa Yogyakarta Muhda Hadisaputro SH pada saat upacara pemakaman. Ia menjelaskan dalam pidatonya bahwa Hasil karya K.H. As’ad Humam benar-benar sudah go internasional. Lebih lanjut oleh Menteri agama RI dijelaskan Metode Iqro selain sudah diterapkan di beberapa negara tetangga, semacam Malaysia, Singapura dan Brunai Darusalam, juga sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa.
Perkembangan
Tak mengherankan kalau metode iqro berkembang pesat. Sampai saat ini (data penulis tahun 2007) tercatat 30 ribu TKA/ TPA. Dengan santri mencapai 6 juta lebih menerapkan metode ini. Bulan Juli tahun 1995 Presiden Soeharto mewisuda ribuan santri TKA/TPA. Wakil persiden juga melakukan hal yang serupa di Yogya dalam berbagai even misalnya MTQ juga acap menampilkan santri TKA yang mendemonstrasikan kemampuan mereka membaca Al-Qur’an.
Metode Iqro memang sudah diakui dan dimanfaatkan banyak orang. Pemerintah sendiri juga telah menganugrahkan penghargaan kepada K.H. As’ad Humam atas hasil karyanya ini. Tahun 1991 Mentri Agama RI (waktu H Munawir Sjadzali MA. menjadikan TKA /TPA yang didirikan K.H. As’ad Humam di kampung Selokraman Kotagede Yogya sebagai balai litbang LPTQ Nasional, yang berfungsi sebagai Balai Latihan dan pengembangan dan lembaga pengembangan Tilawatil Qur’an.
Dari waktu ke waktu metode Iqro semakin memasyarakat, bukan saja masyarakat sekitar yang memanfaatkannya, tetapi merembet masyarakat pelosok di DIY, berbagai daerah di luar DIY, bahkan akhirnya merembet ke seluruh Indonesia. Yang mempermudah persebaran metode ini antara lain karena keihklasan K.H. As’ad Humam dan para anak buahnya di sekretariat Team Tadarus AMM Kota Gede, yang merupakan markas dan cikal bakal TKA/TPA sebagai realisasi pengajaran metode Iqro terhadap masyarakat yang datang dan ingin memanfaatkan metode ini.
Langkah-langkah Pembelajaran Metode iqro
Penerapan langkah-langkah Metode iqro ialah sebagai berikut sebagai berikut:
Guru sebagai penyimak saja, jangan menuntun, kecuali hanya memberikan contoh pokok pembelajaran
Guru menyimak secara seorang-seorang untuk mengetahui siswa sudah dapat membaca atau belum.
Siswa yang lebih tinggi jilidnya dapat membantu menyimak siswa lain.
Mengenai judul-judul guru langsung memberikan contoh bacaan.
Sekali huruf dibaca betul, tidak boleh/jangan dibaca lagi.
Bila siswa keliru panjang-panjang dalam membaca huruf, maka guru harus dengan tegas tegas memperingatkan.
Bila siswa keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja.
Dalam pelajaran pengenalan huruf berfathah, maka sebelum dikuasai benar jangan naik ke jilid berikutnya.
Bagi siswa yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya mampu berpacu dalam menyelesaikan belajarnya maka membacanya boleh diloncat-loncatkan tidak harus utuh sehalaman.
Untuk EBTA sebaiknya ditentukan guru pengujinya.
Penjelasan Metode iqro Jilid 1-6
Buku iqro jilid 1
Pengenalan cara membaca huruf hijaiyah yang berbaris fathah sekaligus makhraj hurufnya diantaranya:
اَ بَ تَ ثَ جَ حَ خَ دَ ذَ رَ زَ سَ شَ صَ ضَ طَ ظَ عَ غَ فَ قَ كَ لَ مَ نَ وَهَ لآلآَ ءَ يَ
Membedakan bacaan huruf-huruf tertentu, diantaranya:
أَ- عَ جَ - زَ ذَ - ظَ طَ – ضَ
Membaca huruf-huruf secara acak diantaranya:
أَ بَ ثَ تَ بَ
Buku iqro jilid 2
a. Pengenalan tanda panjang, diantaranya:
باَ تاَ
b. Pengenalan huruf sambung diantaranya:
خَطَبَ جَعَلَ
Buku iqro jilid 3
a. Pengenalan tanda baca kasroh dan tanda baca panjang sekaligus memperkenalkan tanda sukun diantaranya:
أِ هِ بِيْ نِيْ
b. Pengenalan tanda baca dhomah dan tanda baca panjang diantaranya:
بُو بُ لُو هُ
Buku iqro jilid 4
a. Pengenalan bacaan tanwin diantaranya:
أً أٍ اٌ بً بٍ بٌ
b. Pengenalan Nun dan Mim sukun diantaranya:
أَنْ أِنْ أُنْ أَمْ أِمْ أُمْ
c. Pengenalan huruf qalqalah dan cara membacanya diantaranya:
أَبْ أَجْ أَدْ أَطْ أَقْ حَسِ بْتُمْ أَقْلألأَمٍ
d. Perbedaan hamzah sukun dan ain sukun dan kaf sukun dan qof sukun diantaranya:
تَأ كُلُ أَعْمَى أَكْرَمَ أَقـْوَامُ
Buku iqro jilid 5
a. Pengetahuan bacaan wakof diantaranya:
أَبَداَ
نَسْتَعِيْنَ
b. Pengenalan bacaan panjang 5 – 6 harakat diantaranya:
لألأَ اَعْبُدُ وَلألأَ الضَا لِيْنَ
c. Pengenalan huruf tasydid, diantaranya:
أَنََّّ عَمََّّ ثُمََّّ اِنََّّ
d. Pengenalan bacaan dengung diantaranya:
مِنْ مَقَا مِ
e. Pengenalan bacaan yang tidak dengung diantaranya:
مِنْ رُسُلِهِ خَيـْرُ لََّّكُمْ
f. Pengenalan Alif Lam Syamsiyah diantaranya:
وَاالنََّّاسُ وَالنـََّّهَا رُ
g. Pengenalan Alif Lam Qomariyah diantaranya:
المُؤْ مِنُ اَلعَلِيْمُ
h. Pengenalan bacaan lafadz Allah yang sebelumnya dan harakat fathah dan dhomah diantaranya:
رَسُوْلُ أاللََّّهِ اِنََّّ اللََّّهَ
Pengenalan lafadz Allah yang sebelumnya berharokat kasrah diantaranya:
بِسْمِ اللََّّهِ بِ اللََّّهِ
Buku iqro jilid 6
a. Pengenalan nun sukun atau tanwin bila bertemu huruf wau dibaca dengan dengung diantaranya:
مِنْ وََّّاحِ دِ حَيََّّاوََّّنـَبَاتَا أَنْ يـُوْ صَلَ
b. Pengenalan nun sukun atau tanwin bila bertemu dengan huruf ba seperti nun mati diantaranya:
أَ بَ دً ا بِمَا رَسُوْلُ بِمَا
مِنْ بـَ عْ دِ
c. Pengenalan nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf yang 15, maka dibaca samar-samar diantaranya:
ت ث ج د زس ش ص ض ط ظ ف ق ك
أَنـْتُمْ مِنْ جُوْعٍ
d. Pengenalan bacaan wakaf lazim, muthlaq, jaiz, qif, la waqfa fih diantaranya:
فـَتـَوَلََّّ عَنـْهُمْ يـَوْمَ يَدْعُ الدََّّاعِ
e. Pengenalan bacaan huruf-huruf qalqalah yang bertasyidid bila diwaqafkan dantaranya:
تـَبََّّتْ يَدَا أَبِيْ لَهَبٍ وََّّتبََّّ
Evaluasi
Jika siswa sudah menyelesaikan satu jilid, maka untuk naik ke jilid berikutnya, siswa harus membaca halaman ebta. Hal ini merupakan suatu cara untuk mengevaluasi materi yang telah dipelajari siswa sehingga guru dapat mengetahui siswa mana yang telah menguasai materi dan siswa mana yang belum. Apabila dirasa belum lancar maka siswa tidak dapat dinaikkan ke jilid selanjutnya, dan sebaliknya apabila dirasa sudah cukup lancar maka siswa boleh dinaikkan ke jilid selanjutnya. Untuk ujiannya dilakukan oleh setiap siswa satu persatu, tidak dilakukan secara klasikal, hal ini untuk menjaga validitas penilaian yang diberikan oleh guru pengujinya. Guru penguji tidak perlu memberikan nilai dalam bentuk angka (poin), tapi cukup memberikan predikat lulus atau tidak. Adapun untuk kriteria penilaiannya sudah ditentukan dan terdapat di halaman ebta-nya.
Kelebihan dan kekurangan Metode iqro
Upaya guru dalam memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis siswanya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada siswa mudah diterima. Dalam hal ini tidaklah cukup dengan pendidik bersikap lemah lembut saja. Ia harus pula memikirkan metode yang akan digunakannya, seperti juga memilih waktu yang tepat, materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektifitas, penggunaan metode dan sebagainya.
Penggunaan Metode Iqro dalam kefasihan membaca Al-Qur’an ialah untuk mengetahui kefasihan pengucapan makharijul huruf guna mengetahui apakah siswa sudah fasih dalam membaca huruf-huruf Al-Qur’an. Dan kefasihan siswa dalam membaca Al-Qur’an secara tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Setiap metode tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya. Karena setiap metode yang telah digunakan akan terlihat efektif atau tidaknya suatu metode tersebut maka dari itu ada beberapa kelebihan dan kekurangan dalam setiap metode yang digunakan. Begitu juga dengan Metode iqro juga tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan.
Adapun kelebihan penggunaan Metode iqro dalam kefasihan membaca Al-Qur’an siswa diantaranya ialah:
Menuntut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)
Penggunaannya dengan penerapan klasikal (membaca secara bersamaan)
Menggunakan pembelajaran individual (sendiri-sendiri)
Pembelajaran dengan menggunakan cara praktis
Pembelajaran tersusun secara sistematis
Fleksibel yakni semua jenjang pendidikan dapat menggunakan metode ini untuk belajar membaca Al-Qur’an.
Sedangkan kekurangan dalam metode Iqro diantaranya ialah:
Di dalam Metode iqro bacaan-bacaan tajwid dikenalkan hanya sedikit dan tidak mendalam.
Metode iqro tidak ada media belajar
Metode iqro tidak dianjurkan menggunakan irama murottal
Metode iqro tidak mengenalkan bacan grorib (bacaan yang tersembunyi atau tersamarkan)
0 comments:
Posting Komentar