Kata Pendidikan berasal dari kata “didik”, yang diberi awalan pe dan akhiran kan. Kata didik sendiri secara bahasa adalah pelihara dan latih. Kata Pendidikan bukanlah berasal dari bahasa melayu, melainkan dari bahasa Yunani, paedagogie, yaitu cara membimbing anak.
Dalam istilah bahasa arab, istilah pendidikan disamakan dengan istilah tarbiyah. Istilah ini telah menjadi sebuah istilah yang baku dan populer dalam dunia pendidikan, terutama pendidikan Islam. Menurut Imam Ar Rhaghib Al Asfahani, tarbiyah secara istilah artinya membentuk sesuatu sedikit demi sedikit hingga mencapai batas kesempurnaan. Maka DR. Abdurrahman al Bani mengambil inti makna tarbiyah sebagai berikut:
1) Pendidikan adalah perbuatan yang memiliki tujuan tertentu.
2) Yang paling berhak untuk disebut pendidik adalah Allah, yang telah menciptakan manusia itu sendiri dan menetapkan syariat untuk manusia.
3) Pendidikan harus dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Penggunaan kata tarbiyah dalam Al-Qur’an sendiri terdapat dalam beberapa bentuk, akan tetapi tidak ada yang dalam bentuk kata tarbiyah, namun terdapat terdapat beberapa istilah kunci yang seakar dengannya seperti al rabb, rabbayani, nurabbi, yurbi dan rabbani. Diantara ayat yang relevan dengan pembahasan, yaitu dalam Q.S. Al Israa ayat 24, Q.S. Ali Imron ayat 79, Q.S. Al Maidah ayat 44 dan 63.
Sebagian kalangan mengaitkan kata tarbiyah dengan satu ayat dalam surat Al Fatihah ayat ke dua (Alhamdulillaahi Rabbil ‘alamiin), dimana kata Rabb di sini memiliki akar kata yang sama. Sehingga makna Rabb dalam ayat ini diartikan dengan pendidik yang Maha Agung bagi semua alam semesta. Makna asli kata rabb dalam ayat ini adalah pemilik, mungkin kalau kita korelasikan kata ini dengan pengatur, pemelihara, penjaga masih bisa dan sebanding. Karena sesuatu yang dimiliki, tentunya akan dijaga dan dipelihara dengan sebaik mungkin. Hal ini juga menunjukan bahwa kata tarbiyah memiliki makna yang luas, tidak hanya berkaitan dengan aktifitas yang dilakukan oleh manusia yaitu dalam bentuk pendidikan, akan tetapi bisa juga berkaitan dengan alam semesta ini, dimana Allah menjaga alam semesta ini dan semua makhluk yang ada di dalamnya baik hewan, tumbuhan dan semua benda baik berakal maupun tidak, itu pun bisa disebut dengan tarbiyah. Karena itu pula Syed Naquib Al-Attas mengkritik penggunaan kata tarbiyah yang diartikan hanya dengan pendidikan semata.
Makna yang hampir sama dengan kata tarbiyah dalam bahasa Arab diantaranya: ta’lim (mengajarkan), tadris (mengajarkan), tadrib (melatih), dan ta’dib (menanamkan adab). Tentunya setiap masing-masing kata memiliki makna dan cakupan sendiri. Ta’lim merupakan bentuk masdar dari ‘allama-yu’allimu. Contoh dalam penerapan kata ta’lim, Allah menggunakan kata ini dalam proses mengajarkan Nabi Adam tentang nama-nama benda yang ada di bumi baik makhluk hidup maupun benda mati.
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلۡأَسۡمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمۡ عَلَى ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبُِٔونِي بِأَسۡمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ
“Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua benda ini, jika kalian yang benar!" (QS. Al Baqarah: 31)
Kalau kita perhatikan dalam penggunaan kata ta’lim lebih cenderung dimaknai sebagai pengajaran yang sifatnya kognitif, yaitu transfer ilmu sebagaimana kita mengajarkan ilmu-ilmu umum.
0 comments:
Posting Komentar