Cari Blog Ini

Senin, 29 April 2024

PERISTIWA FITNAH TERHADAP UMMUL MU’MININ AISYAH (Hadis al Ifki)

Pada tahun ke-5 setelah hijrah, terjadi peristiwa yang menimpa kaum muslimin, khususnya kepada Aisyah istri Rasulullah. Dimana di kota Madinah telah tersebar desas-desus bahwa telah terjadi perbuatan yang tidak baik antara Aisyah dengan Shafwan bin Mu’athol. Hal ini disebarkan oleh sebagian kaum muslimin dan juga digembosi oleh orang-orang munafik terutama gembongnya yaitu Abdullah bin Ubay bin Salul. Peristiwa ini dikenal dengan hadis ifki, dimana diawali setelah perang Bani Musthaliq, kaum muslimin kembali dari peperangan menuju ke Madinah.

Pada perang ini sebagaimana biasa Nabi selalu mengajak salah satu istrinya dalam peperangan dengan mengundinya. Dan yang terpilih pada perang ini untuk menemani Nabi adalah Aisyah. Dalam perjalanan pulangnya, kaum muslimin berhenti di sebuah tempat untuk beristirahat. Di saat itu, Aisyah keluar dari sekedupnya untuk membuang hajat dengan sepengetahuan orang yang menuntun kendaraannya. Setelah selesai buang hajat, beliau Kembali masuk ke sekedupnya. Setelah di dalam sekedup, beliau baru menyadari bahwa kalungnya tellah hilang, dan beliau menduga tertinggal di tempat buang hajat. Tanpa memberitahukan kepada orang disekitarnya, beliau Kembali ke tempat buang hajat tadi untuk mencari kalungnya yang hilang. Setelah menemukannya, beliau Kembali ke tempat rombongannya. Ternyata tanpa disadari oleh beliau, rombongan kaum muslimin telah pergi meninggalkannya. Begitu juga rombongan kaum muslimin tidak menyadari bahwa Aisyah tidak berada disekedupnya. Setelah Aisyah mendapati kondisi yang seperti itu, akhirnya beliau menunggu di tempat itu dengan harapan ada orang yang akan menjemputnya. Di saat beliau sedang menunggu itu, tiba-tiba datang Shafwan bin Mu’athal seorang sahabat Rasul yang bertugas menyisir tempat-tempat yang dilalui oleh pasukan kaum muslimin. Setelah Shafwan melihat Aisyah, dia kaget dan mengatakan kalimat istirja karena dia mengenalinya, begitu pula Aisyah mengenali Shafwan. Shafwan tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Aisyah. Dia langsung menyuruh untanya menunduk agar Aisyah bisa menaikinya, maka mereka pun berangkat ke Madinah menyusul yang lain. Setelah tiba di Madinah, Aisyah menjalani kehidupan dengan normal, tanpa mengetahui fitnah yang tersebar di Madinah mengenai dirinya. Rasulullah mengetahui fitnah tersebut, akan tetapi beliau tidak memberitahukannya kepada Aisyah. Sementara itu Sebagian kaum muslimin ada yang mempercayai dan ada juga yang tidak. Tiba-tiba Aisyah mengalami sakit, sehingga beliau meminta ijin kepada Rasul untuk tinggal sementara waktu di rumah orang tuanya yaitu Abu Bakar, dan Beliau pun mengijinkannya. Setelah Aisyah berada di rumah Abu Bakar, beliau baru mengetahui fitnah yang tersebar mengenai dirinya dan Shafwan sehingga membuat sakitnya semakin bertambah parah. Tapi Aisyah tidak bisa berbuat apa-apa, beliau hanya berdoa dan berharap agar Allah menolongnya dalam mengahadapi ujian itu. Selang beberapa waktu kemudian, Allah menurunkan QS. An Nur ayat 11-20 yang isinya membantah semua tuduhan yang ditujukan kepada Aisyah dan Shafwan. Allah juga memerintahkan kepada Nabi untuk menghukum orang-orang yang telah dengan jelas menyebarkan fitnah itu, diantara orang itu adalah Hamnah binti Jahsyi, Misthah bin Utsatsah (sepupu Abu Bakar), dan Hasan bin Tsabit.  

0 comments:

Posting Komentar

PENTINGNYA MENGENAL DAN MEMPELAJARI TENTANG RASULULLAH

  Seorang manusia ketika hidup di dunia ini, tentu dia akan dituntut untuk senantiasa belajar dan belajar, karena untuk mempertahankan eksis...