Imam An Nasai
Setiap orang yang mempelajari hadits-hadits Rasulullah n pasti akan sangat familiar dengan kitab sunan As-Shugra yang disusun oleh seorang ulama yaitu Imam An-Nasa’i. Nama lengkapnya adalah Abu Abdirrahman Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan bin Bahr Al-Khurasani An-Nasa’i. Namanya dinisbatkan kepada tempat kelahirannya yaitu Nasa’ di wilayah Khurasan yang disebut juga dengan Nasawi.
Dalam kitab Mu’jam Al-Buldan disebutkan bahwa daerah tersebut dinamakan Nasa’ bermula dari kisah perjalanan kaum muslimin dalam menyebarkan agama Islam.
Pada waktu itu, kaum muslimin telah berhasil memasuki Khurasan.ketika mereka hendak melanjutkan misi mereka memasuki daerah berikutnya, maka kaum lelaki penduduk setempat yang telah mendengar kedatangan kaum muslimin dalam jumlah besar berlari menyelamatkan diri meninggalkan daerah tersebut sehingga penduduk yang tersisa hanya kaum perempuan.
Tatkala kaum muslimin sampai daerah itu dan mereka hanya menjumpai kaum perempuan tanpada kaum laki-laki, maka sebagian kaum muslimin berkata, “Mereka semua adalah Nisaa dan kaum perempuan tidak boleh diperangi. Oleh sebab itu, maka biarkanlah mereka sampai suami mereka kembali lagi.” Akhirnya kaum muslimin pun berlalu meninggalkan daerah tersebut dan mereka menamakan daerah itu Nasa’ yang artinya kaum perempuan.
Imam Nasa’i lahir pada tahun 215 Hijriyah. Dan beliau meninggal pada tahun 302 Hijriyah di Palestina.
Adz-Dzahabi berkata, “ Imam An-Nasa’i selain mempunyai ilmu yang sangat dalam, dia juga soerang yang mutqin, pandai, kritikus perawi hadits dan mempunyai karya dengan susunan yang baik. Dia menuntut ilmu di Khurasan, Hijaz, Mesir, Jazirah, Syam dan Tsagur dan pada akhirnya menetap di Mesir, sehingga banyak para Hufaz yang mengunjunginya. Pada masanya, tidak ada orang yang menyamai kedalaman ilmunya dalam bidang hadits.”
Imam An-Nasa’i sangat ketat dalam menentukan syarat perawi hadits melebihi syarat yang ditentukan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Adz-Dzahabi menambahkan bahwa karena keketatannya inilah, maka Imam An-Nasa’i telah mengangggap layyin sebagian perawi dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim.
Beliau telah menyusun beberapa kitab semasa hidupnya, diantaranya:
1. Sunan Al-Kubra
2. Al-Mujtaba, atau sunan Ash-Shugra yang merupakan ringkasan dari kitab sunan A-Kubra yang merupakan kumpulan hadits-hadits shahih menurut penilaiannya. Derajat kitab ini setelah Ash –Shahihain.[2]
3. Al-Khasha’ish, yang memuat kelebihan-kelebihan Ali bin Abi Thalib
4. Tafsir An-Nasa’i
0 comments:
Posting Komentar