Cari Blog Ini

Jumat, 14 Maret 2025

Tingkatan Puasa yang paling tinggi

 

Di bulan Ramadhan kaum muslimin diperintahkan untuk menjalankan ibadah puasa, ibadah dimana seseorang dilarang untuk makan dan minum serta melampiaskan syahwatnya kepada lawan jenis. Tujuan dari ibadah ini adalah agar dia menjadi orang yang bertakwa kepada Allah, sebagaimana yang termaktub dalam QS. Al Baqarah ayat 183.

Ibadah puasa sangat berkaitan erat dengan dua anggota tubuh manusia, yaitu mulut dan kemaluan. Dimana dua hal inilah yang paling banyak memasukan manusia kedalam neraka, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ,

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi no. 2004 dan Ibnu Majah no. 4246. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).

Dari hadis ini kita bisa melihat hubungan antara ketakwaan dengan puasa, karena dengan berpuasa diharapkan seseorang bisa menjaga kedua anggota tubuhnya dari hal-hal yang diharamkan Allah, baik berupa makanan yang haram, ataupun dari ucapan dan perkataan yang buruk. Puasa adalah latihan untuk kita agar bisa mengendalikan hawa nafsu kita terutama yang berkaitan dengan mulut dan kemaluan kita. Karena berapa banyak manusia yang terjerumus kedalam neraka akibat dari perbuatan lisannya sementara dia sendiri tidak menyadari dan memperdulikan apa yang diucapkannya. Lisan pada hakikatnya adalah sarana untuk berbuat kebaikan, tapi dia juga bisa menjadi wasilah untuk beruat keburukan yang akan menjerumuskannya ke dalam neraka jahanam. Sebagaimana hadis Nabi, beliau bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

Sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk keridhaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu Allah menaikkannya beberapa derajat. Dan sesungguhnya ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam neraka Jahannam. [HR al-Bukhâri, no. 6478].

Hari ini kita bisa menyaksikan kehidupan manusia lebih banyak hanya berlomba-lomba untuk mengikuti hawa nafsunya, mereka tidak memperdulikan lagi apa yang mereka makan dan minum, apakah berasal dari yang halal atau haram, yang penting itu sesuai dengan selera mereka, maka mereka akan memasukannya ke dalam perutnya, padahal bisa jadi apa yang dia makan hanya akan menjadi bahan bakar api neraka. Begitu juga dia tidak memperdulikan apakah ucapan yang keluar dari lisannya itu baik atau buruk, dan tidaklah ucapan yang keluar dari mulutnya melainkan hanya sesuai dengan hawa nafsunya semata. Maka dengan berpuasa, Allah ingin mendidik kita agar mampu mengendalikan itu semua, bahkan Allah telah mengancam orang-orang yang berpuasa akan tetapi dia tidak mampu mengendalikan lisannya bahwa Allah tidak butuh dengan amalan puasanya, sebagaimana dalam hadis Nabi, belia bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Maka janganlah kita menyia-nyiakan pahala puasa yang Allah janjikan, sehingga kita termasuk orang yang merugi,

كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْع وَالْعَطْش

“Berapa banyak orang yang berpuasa, bagian dari puasanya hanya dapat lapar dan haus.” (HR. Imam Ibnu Khuzaiman dan yang lainnya)

 

   

0 comments:

Posting Komentar

PENTINGNYA MENGENAL DAN MEMPELAJARI TENTANG RASULULLAH

  Seorang manusia ketika hidup di dunia ini, tentu dia akan dituntut untuk senantiasa belajar dan belajar, karena untuk mempertahankan eksis...